Sejarah percetakan ternyata belangsung panjang. Ada beberapa fase dalam perkembangannya. Dimulai jauh dari sekarang, yaitu pada zaman purba.
Sebelum itu, kita bahas secara singkat yang dimaksud percetakan.
Percetakan adalah teknik memproduksi informasi berupa tulisan atau gambar dari satu media ke media lainnya, seperi kertas, plastik, dan kain. Proses transfer desain ini menggunakan mesin cetak tertentu. Jenis mesin bergantung pada teknologi yang digunakan. Contohnya Cetak offset, digital printing, airbrush, dan sablon.
Percetakan masih memiliki peran penting meski dunia semakin digital. Beberapa manfaat dari produk percetakan, diantaranya adalah sebagai media penyebaran informasi tanpa memerlukan teknologi. Contohnya adalah buku pelajaran.
Kedua sebagai alat promosi yang efektif, seperti brosur dan katalog. Ketiga sebagai dokumen resmi untuk keperluan administratif sepeti ijazah, dan akta. Terakhir untuk kebutuhan seni seperti fotografi yang bergantung pada cetakan untuk pameran karya.
Mungkin kamu sudah penasaran sepanjang apa sejarah percetakan. Kita akan segera membahasnya.
Dimulai dari zaman prasejarah. Temuan-temuan banyak menunjukkan jejak sejarah berupa tulisan atau gambar di dinding gua. Sekitar 30.000 tahun lalu, manusia purba menggunakan tangan yang dicelup pewarna alami untuk membuat cetakan di dinding gua (misalnya di Gua Lascaux, Prancis).
Selanjutnya negeri Tirai Bambu, Tiongkok, menemukan metode percetakan manual. Sebuah buku Buddhis dari Dunhuang, China, berjudul The Diamond Sutra yang diperkirakan sudah ada sekitar tahun 868 Masehi, disebut sebagai buku cetak tertua di dunia.
Buku tersebut dibuat dengan metode pencetakan balok. Teks dan gambar diukir diatas balok kayu, kemudian diberi tinta dan dicetak di atas kain atau kertas.
Lalu pada 1040 M, Bi Sheng dari provinsi Hubei, China, menjadi penemu mesin cetak dengan sistem huruf bergerak. Cara kerjanya menggunakan tanah liat panggang sebagai alat cetak. Hingga pada 1440an, Penghasil logam asal Jerman, Johanes Guttenberg Menyempurnakan teknik huruf bergerak dengan logam dan memperkenalkan Gutenberg Press. Ia mencetak Gutenberg Bible, yang menjadi revolusi dalam penyebaran pengetahuan di Eropa.
Berkat penemuannya, Johannes Gutenberg disebut sebagai penemu mesin cetak pertama di dunia.
Abad ke 18 dan 19, Friedrich Koenig, menemukan mesin cetak bertenaga uap. Keberadaan mesin ini, membantu percetakan surat kabar dan koran menjadi lebih efektif.
Di Inggris pada tahun 1875, Robert Barclay mematenkan mesin cetak offset litografi pertama. Mesin ini, yang dicetak menggunakan timah, menggabungkan teknologi pencetakan transfer abad ke-19 dan mesin cetak rotary Hoe 1843.
Pada tahun 1993, mesin cetak warna digital pertama di dunia dirilis dengan nama Indigo. Percetakan digital mulai berkembang pada akhir abad ke-20 sebagai respons terhadap kebutuhan cetak yang lebih cepat, fleksibel, dan efisien tanpa memerlukan proses pembuatan pelat cetak seperti pada metode offset. Teknologi cetak langsung dari file komputer (tanpa plat cetak), seperti inkjet dan laser.
Butuh jasa percetakan digital? Hubungi kami, Dyno Printing. Melayani bebagai macam kebutuhan percetakan.
📍 Jl. Otista Raya NO. 161A, Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara, Kota Jakarta Timur, Jakarta 13330, Indonesia
📱 0852-8005-9274 / Digitalprinting41@gmail.com
🌐 www.jasamencetak.com
This post was published on
Cetak sertifikat kilat sering menjadi kebutuhan dalam berbagai kegiatan, mulai dari seminar, workshop, lomba, pelatihan,…
Apakah kamu sedang mencari jasa cetak cepat di Jakarta Timur yang bisa ditunggu? Kami hadir…
Visual branding adalah keseluruhan elemen visual yang digunakan sebuah bisnis untuk membentuk identitasnya. Mulai dari…
Cetak buku softcover dan hardcover adalah pilihan penting dalam memproduksi buku untuk kebutuhan bisnis, edukasi,…
Produk cetak eye-catching menjadi salah satu cara efektif untuk menarik perhatian calon pelanggan. Warna mencolok,…
Tempat cetak menu menjadi salah satu kebutuhan penting bagi para pelaku usaha kuliner. Hal ini…